Skip to main content

Perbedaan Dapat Menyatukan Dan Memisahkan

Awalnya aku bertemu dengan dia, dia yang awalnya hanya seorang laki-laki yang baru saja selesai bekerja dari luar kota dan harus melanjutkan pekerjaannya kembali di kantor pusat. Kantor yang sama dimana aku juga bekerja disana. Pada waktu itu aku tercipta sebagai seorang perempuan yang mudah mendekati banyak orang terkhusus lelaki. Aku tak punya ketertarikan untuk mendekatinya seperti aku mendekati banyak lelaki diluar kantor. Aku cukup terkenal dengan julukan wanita "PHP (pemberi harapan palsu)" atau sering juga disebut sebagai "playgirl". Kami hanya saling mengenal beberapa hari sampai akhirnya kami mulai dekat. Aku sering menyakiti perasaan lelaki waktu itu karna aku terlalu sering bertemu dengan lelaki jahat atau bajiangan. Karna rasa sakit hati itu aku sering menyakiti perasaan mereka. Hingga pada akhirnya aku sedang lelah untuk bertemu para lelaki itu dan aku sedang lelah dengan kehidupan hedonisme ku. Waktu itu aku sedang menghentikan kehidupan hura - hura ku. Saat aku menjalani hidup ku yang baru, kantor ku mengadakan sebuah acara jalan - jalan keluar kota. Dikantor aku memiliki seorang teman perempuan. Dia sahabat ku sejak lama, bahkan sebelum dia masuk ke kantor yang sama denganku. Hingga pada saat pengumuman acara itu kami dipisahkan oleh bus dan bahkan kamar. Yang padahal kami sudah meminta kepada panitia untuk menyatukan kami. Sahabat ku juga mengenali dia sang pria itu. Karna aku terlalu kesal dengan jadwal perjalanan yang diberikan aku sudah tidak perduli dengan perjalanan itu. Sampai pada akhirnya sahabatku mengatakan bahwa aku sebis dengan pria itu. Pria ini lebih muda dari ku dan aku akhir akhir sebelum keberangkatan hanya menganggap dia sebagai kucing yang bisa dielus dan hanya diam saja. Bahkan aku tau dia lebih muda dari ku karna temannya yang mengatakan itu. Akhirnya ketika aku berjumpa dengan dia, aku memintanya untuk selalu ada disisiku ketika acara itu berjalan. Aku memintanya untuk selalu ada didekatku mulai dari keberangkatan hingga pada sampai pulang. Tanpa rasa canggung aku langsung meminta no hp nya, agar aku bisa menghubunginya ketika janjian untuk berangkat dan ketika kami terpisah. Hingga akhirnya hari itu datang, aku dan dia mendapatkan jadwal keberangkatan kedua. Keberangkatan kedua adalah keberangkatan yang sangat pagi menurutku. Aku adalah orang yang tak pernah tidur ketika aku harus terbang disubuh hari. Maka aku memutuskan untuk bergadang. Aku tau dia pulang kerumah dan tidur. Sedangkan aku masih berada diluaran agar aku bisa menahan kantuk ku. Hingga jam menunjukkan pukul 2 pagi. Dengan rasa kantuk aku pulang dan mulai mengemasi barang ku. Aku sangat takut untuk tertidur. Akirnya aku memutuskan untuk menelfon salah satu teman ku, dan obrolan kami tidak berlangsung lama. Akhirnya aku memutuskan untuk chatting dengan dia. Dengan balasan yang sedikit lucu  "aku lagi tidur" yang ga mungkin sik ada orang balas chat dengan keadaan tidur. Aku hanya tersenyum sambil membalas aku hanya takut tidur. Aku tidak terlalu mengingat apa balasan berikutnya sampai akhirnya aku menelfonnya dan dia sedang dalam perjalanan. Aku sibuk mengoceh dan menanyakan dia apa saja yang dia bawa. Aku sibuk mengobrol sambil mengemasi barang ku lalu berjalan keluar untuk mencari taksi. Kami melanjutkan pembicaraan melalui chat. Sesampainya dibandara orang yang pertama kali aku cari adalah dia. Lalu aku langsung menadahkan kepala ku ke sebelahnya, karna aku begitu ngantuk. Pertama kali aku berfoto dengan dia saat itu karna aku harus memberitahukan sahabatku kalau aku sudah bersama dia dibandara. Akhirnya kami pergi masuk kedalam ruang tunggu bandara. Aku menunggu dia sejenak untuk sholat. Ya dia seorang muslim dan aku berbeda agama dengan dia. Disinilah letak perbedaan kami yang tak akan mungkin dapat dipersatukan. Setelah dia selesai sholat, kami pun masuk keruang tunggu dan aku langsung rebahan dibahunya. Tak beberapa kami menunggu, pesawat kami pun datang dan siap untuk berangkat. Kami terpisah untuk beberapa jam karna kami tidak memiliki bangku berdekatan. Sampai dikota yang kami tuju, aku meminta agar aku duduk disebelahnya. Aku selalu menempel dengannya. Aku sadar bahkan sangat sadar dalam hitungan jam aku akan baper (bawa perasaan) dengannya. Aku adalah seorang wanita yang gampang suka dengan pria. Ketika itu selama kami dibus, aku hanya menadahkan kepala ku kebahunya dan mencoba untuk tidur. Aku memeluk badannya. Seperti yang ku bilang aku banyak menemui lelaki jahat bahkan bajingan. Aku tidak pernah merasakan perhatian atau kebaikan yang tulus dari seorang lelaki. Hingga pada waktu itu aku merasakan bahwa dia begitu baik. Perjalanan yang kami tempuh cukup panjang dan jalanannya berlika liku. Jalanan itu membuat dia agar kepala ku terjaga. Sampailah kami disuatu tujuan dan aku mengobrol dengan teman 1 divisinya. Ketika itu aku mulai menyukainya tanpa aku tau dia sudah punya pacar. Dan aku harus mendengarkan dari temannya kalau dia sudah punya pacar. Ketika kami melanjutkan perjalanan aku menanyakan kepada dia apakah dia sudah punya pacar atau belum. Dan dia pun menjawab  "iya" lalu aku menanyakan lagi apa kegiatan pacaranya dan lain hal. Yang aku tau sebenarnya aku tidak terlalu ingin mendengarkannya karna aku sudah mulai menyukainya. Lalu kami melanjutkan wisata kami ketempat lain. Aku tau dan sadar kalau dia hanya menganggap ku sebagai teman lalu dia mengeluarkan candaan ke orang lain "iya nih bahu gue geser karna ditadahin". Ketika aku mendengar itu dari orang aku hanya menanyakan dia apakah dia benar berkata seperti itu dan dia membenarkannya. Sejujurnya aku sangat mengantuk dan membutuhkan bahunya. Tapi karna kalimat itu aku ngambek dan tak ingin menadahkan kepala ku. Dia melihatku dengan rasa bersalah. Aku hanya bisa menahan rasa kantuk dan mencoba tidur tanpa menadahkan kepala ku kebadannya. Sejujurnya hal itu sangat menyiksa karna bis yang kami gunakan itu sempit dan kursinya tidak begitu empuk. Sehingga itu sangat menyiksaku. Aku tak tahan sampai akhirnya aku pun bertanya "kalau gue menadahkan kepala gue lagi, lo akan bilang ke orang orang lagi ga kalau bahu lo geser karna gue?" dengan muka bersalah dia jawab "nggak kok, kan gue cuma becanda. Udah tidur aja sini." Tanpa ragu ragu aku menadahkan kepala ku lagi sambil memeluknya. Aku tau dia tidak pernah melihat muka ku saat tidur, tapi aku dapat merasakan kepala ku dijaga dan diangkat ketika jatuh. Seketika kami sampai pada saat kami makan malam. Aku begitu kesal karna dia meninggalkan aku karna harus menolong orang lain. Aku sebenarnya tidak terlalu kesal kepada dia yang berniat baling untuk menolong orang. Tapi aku tau orang itu sebenarnya dia tau kalau sedang sakit dan memaksakan untuk berlibur dengan lainnya. Dengan keadaan yang sangat kesal aku hanya makan sedikit lalu keluar. Ketika itu kami kembali ke bus dan aku duduk kembali disebelahnya. Dan aku hanya bisa diam. Sesaat sebelum kami sampai ketempat makan malam waktu itu, salah satu rombongan bisnya mogok dan aku harus terbangun, disaat itu aku begitu rewel karna aku terbangun dalam kondisi yang tidak mengenakkan. Dia hanya mengelus kepala dan menyuruh ku kembali tidur. Tapi aku tak bisa sehingga aku pergi keluar dan merokok sambil menunggu bus itu jalan. Sesaat aku keluar dia juga menyusul ku untuk merokok juga. Ya kami sama sama perokok. Rokok lah yang membuat kami bertemu pertama kali. Acara pun selesai dan kami pun kembali ke hotel. Untungnya waktu makan malam kami dapat mengatur kamar sehingga aku bisa sekamar dengan sahabatku itu. Kebetulan kami tidak mendapatkan kamar yang tidak bisa merokok. Aku pun menghubungi dia untuk merokok bersama. Tapi terjadi miskom antara kami berdua. Sehingga akhirnya aku pergi keluar sendiri untuk merokok dan aku cukup kaget dia sudah ada diluar tanpa memberitahukan aku. Aku tidak memperdulikannya hanya merokok saja. Esok pagi datang dan aku bersama sahabtku memutuskan untuk tidak mengikuti perjalanan yang ada, kami memutuskan untuk tetap berada di hotel dengan alasan kami sedang tidak enak badan. Dan benar itu keputusan yang baik karna perjalanan itu tidak mengenakkan dan melelahkan. Aku dan sahabatku cukup bahagia dengan keputusan kami. Akhirnya ketika malam hari tiba, acara pun dimulai dan aku berpisah dengan dia. Tiba - tiba dia lewat dan berkumpul dengan teman - teman sedivisinya sedangkan aku duduk berdua dengan sahabatku yang padahal kami beda divisi. Tak lama dia kembali lewat dan memberikan sebungkus rokok. Aku kaget dan hanya bisa tersenyum karna aku sangat membutuhkan itu karna aku terlalu kesal dengan acara yang tidak jelas. Bahkan waktu itu sebelum acara selesai aku memutuskan untuk kembali duluan ke hotel. Aku menunggu sahabatku dikamar. Pada malam itu aku belum makan sama sekali. Karna makanan yang ada didekat kami sudah habis. Ketika aku sudah berada dikamar dia menanyakan aku ada dimana lalu aku bilang aku sudah dikamar dan aku belum makan dan ingin mengajak dia jalan keluar untuk makan. Aku memutuskan kepinggir kolam dan merenung lalu berdoa. Lalu aku menemui orang - orang yang sudah pulang dari acara itu. Tak lama aku pun kembali kekamar, dan dia mencariku. Aku meyuruhnya untuk datang kekamar. Aku pun kaget kembali karna dia membawa miei cup dan memberikannya keada ku. Dan tanpa berpikir panjang, aku melahapnya sedangkan dia rebahan sebenatar dikasur ku. Tak begitu lama dan kami tak terlalu banyak mengobrol. Lalu dia pun kembali kedalam kamarnya. Keesokan harinya pun tiba. Ini adalah hari terakhir dimana kami harus pulang. Ketika aku pergi untuk sarapan pagi, seorang teman memberitahukan ku bahwa dia baru saja kena musibah. Kepalanya tertimpa speaker hotel. Lalu tak lama setelah aku mendengarkan itu aku cepat - cepat menyelesaikan sarapan ku yang hanya cereal beserta susu, langsung bergegas dan melihat kondisinya. Ya, aku cukup telat tapi ketika aku melihat memang tidak ada luka dalam pada kepalanya. Aku memintanya untuk berisitirahat dihotel saja dan mengatur agar dia tidak terlambat ke dalam penerbangan. Tapi, dia tidak mau melakukannya dan tetap melanjutkan perjalanan. Aku cukup kesal dengan keputusannya dan aku pun melanjutkan untuk ikut berjalan. Dengan muka kesal aku adalah orang terakhir yang masuk kedalam bis. Aku tidak terlalu memperhatikan mukanya. Namun sesekali aku mengelus pipinya karna aku terlalu kasihan dengannya. Benar ketika ditengah jalan dia merasakan pusing yang begitu para hingga akhirnya dia harus ke klinik terdekat untuk mencek kepalanya. Aku duluan sampai kebandara dan langsung mengamankan tasnya. Lalu dia datang dengan kursi roda. Sejujurnya aku teramat kasihan dengannya dan begitu khawatir. Namun aku hanya bisa tersenyum dan tertawa seolah tak apa apa. Sesampainya kami aku tetap berada didekatnya dan membopongnya dari kursi roda. Dan perjumpaan itu selesai ketika dia sudah masuk kedalam taksi. Sesaat aku berada dalam taksi aku tetap menanyakan bagaimana keadaannya sambil menanyakan ke teman ku yang dokter. Apa saja yang harus dilakukan untuknya agar tidak terjadi apa apa. Hari pun berlalu, dia pun kembali masuk kantor setelah dia ijin satu hari untuk beristirahat. Lalu ketika aku kembali melihatnya baik-baik saja disitu aku tenang. Selama dia tidak ada dikantor aku selalu chat dia dan menanyakan apakah dia baik - baik saja. Walau terkadang aku bingung bagaimana dia bisa selalu chatting dengan ku sedangkan dia punya pacar. Aku tau tak ada yang bisa ku perjuangkan untuknya karna dia sudah punya pacar dan kami berbeda. Berbeda agama tentunya. Aku tetap chattingan dengan dia walau aku tau kalau dia tidak menyukai ku. Beberapa hari setelah kami selesai melakukan perjalanan itu aku harus mendapatkan kabar buruk bahwa kontrak ku tidak diperpanjang karna kantor kami sedangn melakukan pengurangan pegawai. Setelah itu aku pun mengungkapkan perasaan ku  terhadapnya dan dia hanya menganggap itu sebagai bercanda. Ya, aku tau pasti tak pernah terpikirkan olehnya kalau aku suka dengannya. Bahkan aku tau beberapa hari setelah kami sampai, dia masih pergi dengan pacarnya untuk malam mingguan. Tak lama juga aku memberitahukan bahwa umur ku tak akan lama lagi dikantor itu. Dia kaget dan hanya bisa terdiam. Waktu terus berlalu dan aku pun semakin menyukainya. Aku yakin cinta ini hanyalah cinta bertepuk sebelah tangan. Karna dia masih memiliki hubungan dengan perempuan lain. Walau dia sering mengatakan bahwa hubungannya tidak baik - baik saja dengan wanita itu. Akhirnya disuatu hari aku memintanya untuk tidak tidur, karna aku sedang mabuk dan harus pulang dengan mengendarai motor. Aku tak tau dia begitu khawatir dengan ku. Hingga setelah beberapa hari dia mengakui dia mengikuti ku pulang dengan cara yang aneh karna posisinya dia ada dirumahnya. Ya aku tidak terlalu memperdcayai hal-hal itu 100% tapi ketika dia memberitahukan secara jelas, aku hanya bisa terdiam. Keesokannya dia melakukan hal seperti itu agar aku tidak melakukan hal-hal aneh dengan lelaki lain. Karna aku begitu ketakutan aku memintanya untuk tidak pernah melakukan hal itu lagi. Waktu pun berlalu kami semakin dekat, dan hubungannya dengan pacarnya semakin tak membaik. Yang akhirnya dia memilih untuk memutuskan pacarnya. Dia hanya memutuskan pacarnya melalu telfon. Ketika aku tau tentang ini, aku memintanya bertemu langsung dengan pacarnya itu dan memutuskan secara langsung. Namun sampai detik ini dia juga belum bertemu dengan sang mantan. Memang ini tidak terjadi karna sang mantan tidak ingin bertemu. Waktu pun terus berlalu kami pun semakin dekat. Dan kini dia mulai menyadari bahwa dia menyukai ku. Kami saling menyukai sampai pada akhirnya aku memintanya untuk berhenti menyukai ku. Karna aku sadar tak ada yang bisa diperjuangkan dari hubungan ini. Karna perbedaan agama maka kami tidak akan bisa melanjutkan kemana - mana. Berhari hari kami sakit dengan perasaan kami masing -  masing. Pada akhirnya setelah sebulan lebih lamanya kami menjalani hubungan ini dengan sebuah statu "pacaran" walau kami tau betapa sakitnya ketika kami harus berpisah karna perbedaan ini. 

Perbedaan memang terkadang menyatukan sepasang kekasih karna perbedaan yang ada itu untuk meyatukan mereka seperti saling mengisi kekurangan yang ada. Tapi dengan perbedaan seperti ini. Perbedaan ini sering berakhir pada perpisahaan. Perbedaan ini begitu menyakitkan dan memiliki resiko yang begitu besar bagi hidup. 

Kini kami hanya bisa menjalani tanpa tau kapan hubungan ini akan berakhir. 

Comments

Popular posts from this blog

Life was never easy

terlahir disebuah keluarga yg sederhana membuat ku merasa selalu merasa kekurangan. hidup ku selalu berada dalam posisi pas-pasan. aku selalu membandingkan hidup ku dengan orang lain. terkadang aku merasa sangat lemah dengan melihat keadaan disekitar. terkadang aku berusaha untuk menguatkan diri dengan berkata "mereka bisa kenapa aku tidak?" namun dibanding kekuatan yg ku punya aku lebih berada pada posisi yg sangat lemah. dimana aku merasa aku tak bisa hidup selayaknya orang normal. aku harus lebih berusaha jika aku ingin berada diposisi yg sama dengan mereka. masih mengeluh dengan keadaan ku yg pas-pasan, aku akhirnya kehilangan keluarga kecilku dalam waktu bersamaan. mereka pergi meninggalkan ku untuk selamanya. kecelakaan itu telah merengut kedua orang tua ku dan kakakku. kini aku yg hanya seorang gadis biasa ini harus bertahan hidup dan menjaga diri ku dengan sebaik-baiknya. tak bisa menjalankan hidup ini sendiri, maka aku menyerah dan mencari keluarga atau panti asuhan

Honestly it's really confusing me

2012 sekitar bulan oktober aku dikenalkan dengan 2 pria secara bersamaan. JP dan RT adalah inisial mereka. 2 pria ini sangat jauh dimana aku tinggal dulu. kami berkenalan hanya melalui sebuah jejaring sosial bernama BBM. aku akan menceritakan apa saja yg kulakukan dengan kedua orang ini. dan bagaimana berakhirnya. aku akan memulai dengan ciri ciri hingga pada cerita dan ending nya.  JP seorang pria tegas lugas. memiliki otak yg pintar dan memiliki simpanan uang yg lumayan. dia memiliki mobil, apartemen dan sebagainya bukan karena orang tuanya. dia memiliki semua yg dia inginkan dengan menabung. pria berparas indonesia ini memiliki mata yg sipit sering dibilang koko koko kayaknya doi.  nggak terlalu ingat bagaimana kami berkenalan yg pasti dimulai dengan chit chat di bbm. sering juga kami bertelfonan. sangat dekat tentunya kami selama beberapa bulan. bisa dibilang dia lebih tau kondisi hingga keberadaan ku dibandingkan orang tua ku. dia juga berencana untuk datang ketempat dima

Cinta bertepuk sebelah tangan

     Cinta betepuk sebelah tangan, aku rasa banyak orang pernah merasakan hal ini. Termasuk diriku ini. Mencintai seorang pria dengan akhirnya aku mengetahui kalau dia tidak mencintai aku. Di sebuah cafe aku menemuinya. Berawal dari sebuah band yang aku kenal. Tiba - tiba dia ada di band itu. Aku pun bertanya kenapa ada orang baru didalam band itu. Ternyata dia hanya sebagai pengganti untuk beberapa bulan kedepan. Walau waktunya tidak terlalu lama tapi cukup membuat berbekas. Walau baru pertama kali aku bertemu aku memang seorang yang ramah dan senang mengenal orang baru. Tak pernah terpikirkan oleh ku kalau aku akan menyukai dia. Awal pertama kenal kami langsung membicarakn banyak hal. Ya tentang agama karna dia seorang yang aktivis agama bahkan lebih dari itu. Kami saling berbagi pengetahuan tentang agama dengan dia. Kala itu aku benar - benar senang bisa berkenalan dengan dia sebagai teman. Hingga suatu hari aku mengenalkan dia dengan teman ku. Aku sungguh kaget ketika teman ku ber