Dia adalah seorang pria yang lebih muda dari ku. Dia baik tidak seperti pria yang ada disekitaran aku. Dia memberikan kenyamanan tanpa mengambil keuntungan dari situ seperti kebanyak pria yang ada didekat ku. Dia baik tanpa berpikir apa apa. Menurutnya dia berkewajiban untuk selalu berbuat baik dengan banyak orang. Terkhusus kepada wanita. Tanpa dia sadari bahwa kebaikannya menjadi sebuah kejahatan. Dengan kebaikan yang dia berikan dia membuat banyak perempuan patah hati. Termasuk aku didalamnya. Berawal dari sebuah perjalanan diluar kota. Pada saat itu aku tidak tidur sedangkan aku harus mengikuti penerbangan paling pagi. Aku banyak mengenal orang pada perjalanan itu. Tapi aku memutuskan untuk selalu menempel dengan dia. Tanpa aku sadari keputusan yang ku lakukan berakibatkan tidak baik bagi perasaan ku. Dia memberikan ku bahu untuk tidur, memberikan ku makan pada saat aku lapar, menemaniku saat bosan dan mendengarkan ku saat aku ingin bercerita. Sebenarnya aku bukanlah wanita yang gampang jatuh cinta. Tapi apa yang dia lakukan terhadap aku tidak pernah aku dapatkan dari orang lain. Hari demi hari aku lalui dan aku mulai menyimpan perasaan pada dia. Aku tau ini salah aku memutuskan untuk diam dan hanya menikmati waktu yang singkat ini. Hari demi hari pun berlalu dan kami pun kembali ke kota tempat kami bekerja. Kami berdua bekerja ditempat yang sama. Aku pikir kedekatan kami ini hanya sebatas pada kota itu. Namun aku merasakan aku semakin dekat dengan dia. Dia selalu ada kapan pun aku meminta. Inilah yang membuat ku berat untuk mengendalikan perasaan ku. Sebenarnya aku sudah berniat untuk menghilangkan perasaan aku ini tepat disaat kami kembali ke kota asal kami itu. Tapi ini tidak seperti yang aku bayangkan. Kami semakin dekat sampai aku mulai memasuki tahap tidak bisa tanpa dia. Seperti ada yang hilang jika aku tidak menemui atau menghubungi dia. Hingga pada akhirnya aku mengetahui bahwa aku semakin jatuh kedalam. Jatuh sendirian. Yang aku tau hanya dia memiliki pacar yang sudah dikenal oleh keluarganya. Saat aku mengetahui hal itu dari bibirnya, aku hanya bisa menghela nafas panjang dan merasakan sakit. Aku tau tidak ada hal yang dia lakukan itu salah. Semua kesalahan hanya ada pada diriku saja. Tidak adalagi alasan untuk aku tetap bertahan. Aku hanya menunggu kapan dia membenciku, kapan dia meninggalkan aku dan kapan dia memarahiku. Kini aku hanya bisa menantikan kapan hal buruk itu datang. Aku mencoba untuk menyiapkan hati ku dengan kondisi terburuk itu. Ketika itu akan datang aku hanya bisa menangis dan mencoba menyibukkan diri ku untuk melupakan dia. Aku yakin itu bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Namun aku akan berusaha untuk melupakannya.
Walau ini semua terjadi hanya 2 kata yang ingin aku ucapkan untuk nya. Terimakasih dan maaf.
Terimakasih karna pernah memberikan ku kenyamanan.
Terimakasih telah mengisi hari - hari ku.
Terimakasih untuk semua kebaikan yang pernah kau berikan.
Maafkan aku yang selalu rewel.
Maafkan aku yang selalu meminta mu hal yang aneh.
Maafkan aku yang selalu membuat mu lelah.
Maakan aku yang selalu menyusahkan mu.
Doa ku untukmu, tetaplah menjadi orang yang baik, tetaplah menjadi dirimu sendiri. Jangan pernah berubah. Aku menyayangi mu dan akan mendoakan mu selalu, sekarang dan seterusnya.
Walau ini semua terjadi hanya 2 kata yang ingin aku ucapkan untuk nya. Terimakasih dan maaf.
Terimakasih karna pernah memberikan ku kenyamanan.
Terimakasih telah mengisi hari - hari ku.
Terimakasih untuk semua kebaikan yang pernah kau berikan.
Maafkan aku yang selalu rewel.
Maafkan aku yang selalu meminta mu hal yang aneh.
Maafkan aku yang selalu membuat mu lelah.
Maakan aku yang selalu menyusahkan mu.
Doa ku untukmu, tetaplah menjadi orang yang baik, tetaplah menjadi dirimu sendiri. Jangan pernah berubah. Aku menyayangi mu dan akan mendoakan mu selalu, sekarang dan seterusnya.
Comments
Post a Comment